Analisis Laporan Keuangan ABBA Mahaka Media Tbk - harga saham - Laporan Laba Rugi Periode TW1 Tahun 2024

PT MAHAKA MEDIA TBK DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2024 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL31 MARET 2023) (TIDAK DIAUDIT) (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Berdasarkan laporan laba rugi PT Mahaka Media Tbk dan entitas anak untuk periode tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret 2024 (dengan perbandingan periode yang sama tahun sebelumnya), berikut adalah analisisnya:

1. Pendapatan dan Beban Pokok

  • Pendapatan Neto:

    • Q1 2024: Rp41,61 miliar, meningkat 37,8% dari Rp30,19 miliar pada Q1 2023.
    • Peningkatan ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam penjualan atau pendapatan operasional perusahaan.
  • Beban Pokok Pendapatan:

    • Q1 2024: Rp28,40 miliar, meningkat 44,8% dari Rp19,62 miliar pada Q1 2023.
    • Beban pokok yang meningkat lebih tinggi dari pendapatan dapat menekan margin keuntungan.
  • Laba Bruto:

    • Q1 2024: Rp13,21 miliar, meningkat dari Rp10,58 miliar pada Q1 2023.
    • Margin Kotor: 31,7% pada Q1 2024 (turun dari 35,0% pada Q1 2023). Penurunan ini menandakan efisiensi biaya produksi sedikit melemah.

2. Beban Operasional

  • Beban Penjualan:

    • Q1 2024: Rp187,75 juta, menurun dari Rp489,13 juta pada Q1 2023.
    • Penurunan ini mungkin mencerminkan strategi pemasaran yang lebih hemat atau fokus yang lebih besar pada saluran distribusi lain.
  • Beban Umum dan Administrasi:

    • Q1 2024: Rp23,74 miliar, naik 9,7% dari Rp21,64 miliar pada Q1 2023.
    • Kenaikan ini menunjukkan pengeluaran yang lebih besar untuk biaya operasional seperti gaji, sewa, atau utilitas.
  • Beban Keuangan:

    • Q1 2024: Rp900,18 juta, sedikit meningkat dari Rp887,86 juta pada Q1 2023.
    • Beban bunga ini konsisten dengan pinjaman yang dimiliki perusahaan.

3. Hasil Akhir

  • Rugi Sebelum Pajak Penghasilan:

    • Q1 2024: Rp10,76 miliar, lebih kecil dibandingkan rugi Rp10,94 miliar pada Q1 2023.
    • Perbaikan ini mencerminkan pengelolaan beban yang sedikit lebih baik meskipun beban umum meningkat.
  • Rugi Tahun Berjalan:

    • Q1 2024: Rp10,79 miliar, lebih rendah dari Rp10,94 miliar pada Q1 2023.
    • Rugi per Saham Dasar: Rp2,25, hampir setara dengan Rp2,26 pada Q1 2023.
  • Penghasilan Komprehensif Lain:

    • Q1 2024: Rp51,11 juta dari pengukuran ulang liabilitas imbalan kerja (positif), dibandingkan dengan rugi Rp26,66 miliar pada Q1 2023 (dari penyesuaian aset keuangan).
  • Rugi Komprehensif:

    • Q1 2024: Rp10,74 miliar, jauh lebih kecil dibandingkan rugi Rp37,61 miliar pada Q1 2023, berkat tidak adanya kerugian besar dari penyesuaian aset keuangan.

Kesimpulan dan Analisis Profitabilitas

  1. Pendapatan Meningkat: Pertumbuhan pendapatan neto yang solid menunjukkan potensi ekspansi bisnis.
  2. Tekanan Margin: Beban pokok meningkat lebih cepat daripada pendapatan, menurunkan margin kotor.
  3. Beban Operasional Tinggi: Beban umum dan administrasi yang besar terus menjadi tantangan.
  4. Rugi Berkurang: Penurunan rugi komprehensif adalah perkembangan positif, tetapi perusahaan masih harus menangani defisiensi modal dan tekanan profitabilitas.
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 MARET 2024 DAN 31 DESEMBER 2023 PT MAHAKA MEDIA TBK DAN ENTITAS ANAK


Berikut adalah penjelasan singkat dari data dalam laporan posisi keuangan konsolidasian PT Mahaka Media Tbk dan entitas anak per 31 Maret 2024 dan 31 Desember 2023, dalam konteks sederhana:

1. Liabilitas (Utang)

  • Liabilitas Jangka Pendek (Utang yang harus dibayar dalam waktu dekat): Total liabilitas jangka pendek per 31 Maret 2024 adalah Rp233,29 miliar, sedikit meningkat dibandingkan Rp228,55 miliar pada akhir 2023. Komponen utamanya adalah:

    • Utang Bank Jangka Pendek: Rp14,86 miliar (turun dari Rp17,00 miliar).
    • Utang Usaha: Utang kepada pihak ketiga sebesar Rp32,74 miliar dan pihak berelasi sebesar Rp13,34 miliar.
    • Beban Akrual (Biaya yang masih harus dibayar): Rp23,87 miliar.
    • Pinjaman Pihak Ketiga Jatuh Tempo: Rp81,51 miliar.
  • Liabilitas Jangka Panjang (Utang jangka panjang): Total liabilitas jangka panjang adalah Rp133,77 miliar (turun dari Rp148,37 miliar). Komponen utamanya:

    • Utang Pihak Berelasi: Rp100,10 miliar.
    • Liabilitas Imbalan Kerja: Rp21,03 miliar (turun dari Rp30,15 miliar).
    • Pendapatan Diterima di Muka Jangka Panjang: Rp8,45 miliar.

Total Utang (Liabilitas): Rp367,06 miliar (turun dari Rp376,93 miliar).

2. Ekuitas (Defisiensi Modal)

Tidak terdapat informasi spesifik mengenai ekuitas dalam cuplikan ini, tetapi laporan menyebutkan adanya defisiensi modal (kekurangan modal). Ini menunjukkan bahwa jumlah utang perusahaan melebihi nilai asetnya.

Kesimpulan

Perusahaan memiliki kewajiban utang yang besar, baik jangka pendek maupun panjang, dengan tren penurunan di beberapa komponen utang. Namun, adanya defisiensi modal dapat menjadi perhatian karena menunjukkan potensi risiko solvabilitas (kemampuan membayar utang dalam jangka panjang).